Jumat, 18 Desember 2009

Sinopsis The Great Queen Seon Deok episode 21

Memacu kuda sekencang-kencangnya, Yushin (Uhm Tae-woong) berhasil lolos dari kejaran Alcheon (Lee Seung-hyo) dan Imjong (Kang Ji-hoo). Pulang dengan tangan hampa, Alcheon memberanikan diri bertanya pada Eulje (Shin Goo), namun sang penasehat raja hanya bungkam.

Sadar kalau apa yang dilihatnya sangat penting, Chilseok (Ahn Kil-kang) langsung melaporkan ke Mishil (Go Hyeon-jeong) kalau putri bungsu Raja Jinpyeong (Jo Min-ki) ada di Seorabol. Ucapan itu keruan saja membuat Mishil kaget, namun Sejong (Dok Go-young) menyangka bahwa apa yang dilihat Chilseok hanyalah halusinasi.

Barulah ketika Chilseok menyebut putri tersebut bernama Deokman, semua langsung terkejut terutama Mishil, yang langsung meminta semua yang hadir : Sejong, Seolwon (Jun Noh-min), Misaeng (Jung Woong-in), dan Hajong (Kim Jung-hyun) untuk tidak bicara sepatah katapun karena dirinya perlu konsentrasi untuk memikirkan langkah selanjutnya.

Gagal mendapat penjelasan yang memuaskan, Eulje (Shin Goo) berusaha mencari tahu tentang apa yang terjadi dengan menginterogasi Jukbang (Lee Moon-shik) dan Godo (Ryu Dam). Begitu melihat Sohwa, yang meski masih belum bisa bicara namun ekspresinya sangat kentara begitu nama Deokman disebut, Eulje langsung bisa menebak apa yang terjadi.

Berhasil menghentikan kurir yang dikirim oleh Yushin, Eulje harus berhadapan dengan Putri Cheonmyeong (Park Ye-jin), yang marah besar saat tahu sang penasehat berusaha mencelakai Deokman.

Dengan wajah serius, Eulje menyebut bahwa apa yang dilakukannya adalah demi mempertahankan kekuasaan Raja Jinpyeong. Siapa sangka, ucapannya soal identitas Deokman yang sebenarnya terdengar oleh sang raja, yang kebetulan datang ke kediaman Putri Cheonmyeong. Bisa dibayangkan, bagaimana marah dan kagetnya Raja Jinpyeong.

Begitu mendengar kalau Sohwa ditahan di bagian interogasi yang dikuasai Eulje, Mishil memerintahkan Seolwon untuk mengambil paksa sang dayang istana dengan cara apapun. Tidak cuma itu, ia juga meminta seluruh jajarannya untuk mengawasi tindak-tanduk pihak yang dekat dengan Deokman untuk mengetahui keberadaan sang nangdo.

Sadar kalau pihak yang mengincar Deokman adalah suruhan Eulje, yang bertindak tanpa persetujuan Raja Jinpyeong, Yushin mengutus anak buahnya Daepung (Park Young-seo) untuk meminta bantuan Kim Seohyeon (Ju Sung-mo).

Siapa sangka, tak lama kemudian Kim Seohyeon dikunjungi oleh Eulje yang meminta dua hal pada sang ipar raja : membawa pulang kepala Deokman. Sebagai imbalannya, Yushin bakal dinikahkan dengan Putri Cheonmyeong yang memang memerlukan pendamping.

Perseteruan antara kubu Seolwon dan Eulje tidak bisa dihindari ketika balai interogasi diserbu dan Sohwa bersama Jukbang-Godo diambil paksa. Dengan santai, Seolwon menyebut Sohwa sebagai wanita yang dicurigai sebagai mata-mata kerajaan Baekje sehingga Eulje tidak bisa berbuat apa-apa.

Dalam pelarian, Yushin dan Deokman (Lee Yo-won) yang tengah bersembunyi di sebuah gua bertemu dengan seorang pria eksentrik. Pria tersebut, yang bernama Bidam (Kim Nam-gil), ternyata mendapat tugas dari gurunya untuk mencari tanaman jahe liar untuk mengobati penduduk dari wabah yang tengah melanda.

Perkenalan Yushin dan Bidam dimulai ketika sang hwarang yang kelaparan meminta sepotong ayam bagi dirinya dan Deokman. Sebagai imbalannya, Bidam meminta ikat kepala Yushin yang berfungsi sebagai tanda pengenal klan Kembang Naga.

Setelah membawa Deokman ke tempat yang aman, Yushin menemui ayahnya Kim Seohyeon. Siapa sangka, sang ayah tengah bersiap untuk menuruti perintah Eulje untuk membunuh Deokman. Sadar kalau nyawa Deokman dalam bahaya, Yushin langsung pergi.

Dugaannya benar, gubuk Deokman telah dikepung oleh segerombolan pria berpakaian sipil. Siapa sangka saat keadaan semakin genting, muncul Bidam yang ternyata lebih dari sekedar pria biasa.(indosiar.com/mdL)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar