Selasa, 26 Januari 2010

Sinopsis The Great Queen Seon Deok episode 44

Usulan Putri Deokman (Lee Yo-won) dengan cepat terdengar hingga ke telinga Chunchu (Yoo Seung-ho), yang menganggap bahwa meski terlihat simpel, aksi sang putri bisa membuka celah untuk menyebar ketidakpuasan diantara kalangan bangsawan pendukung Mishil (Go Hyeong-jeong).

Bisa ditebak, usulan Putri Deokman kembali mandek di rapat kabinet (hwabaek). Saat bertemu muka, Mishil tersenyum sambil menyebut bahwa Putri Deokman tidak sadar bahwa seandainya disetujui, usul suara mayoritas bisa balik merugikan sang putri. Setelah itu, Mishil tertawa terbahak-bahak dan mengatakan bahwa kepolosan sang putri nyaris saja membuatnya kembali bicara banyak soal strategi yang seharusnya disimpan rapat.

Dari sekian banyak hwarang, hanya Seokpum (Hong Kyung-in) yang benar-benar setia dan terus menurut pada Mishil. Di kediamannya, Mishil mengaku sadar kalau apa yang dikatakan Putri Deokman benar, dan yang bakal dilakukannya pertama kali setelah merebut kekuasaan adalah menghapus rapat kabinet dengan sistem yang ada karena dianggap sudah tidak berguna lagi.

Pemikiran yang sama ternyata juga dirasakan oleh Putri Deokman, yang setuju dengan usulan Chunchu bahwa pengambilan keputusan lewat rapat kabinet hanya akan memperlambat kemajuan kerajaan Shilla. Mereka tidak sadar bahwa saat tengah mempersiapkan strategi balasan, Mishil telah menyiapkan sebuah rencana yang sama sekali tidak disangka-sangka.

Dari sekian banyak pendukung, hanya Misaeng (Jung Woong-in) yang menyatakan keheranannya akan pilihan yang bakal diambil Mishil. Dengan raut wajah kuatir, Misaeng menyebut bahwa tindakan tersebut bakal membuat reputasi Mishil, yang selama ini tidak pernah melawan prinsip yang dipegang, bakal tercemar. Namun, Mishil menyebut bahwa meski bakal gagal, ia bertekad untuk menyelesaikan semuanya hingga tuntas.

Sementara itu, dukungan pada kubu Putri Deokman terus bertambah tanpa sadar bahwa ada mata-mata : Jujin, jendral yang membawahi lima ribu pasukan dan ternyata masih setia pada Sejong (Dok Go-young). Malamnya, giliran Yeomjong yang diberi kejutan oleh kemunculan mendadak Mishil. Rupanya, Yeomjong diperintahkan untuk menahan Bidam saat Mishil mulai menggelar rencananya.

Kubu Mishil terus bergerak, Seolwon (Jun Noh-min) mendatangi Yongchun (Do Yi-sung) sementara Hajong (Kim Jung-hyun) mengunjungi Kim Seohyeon (Ju Sung-mo). Rupanya kedatangan dua orang dari kubu Mishil tersebut punya maksud buruk, mereka memasukkan beberapa butir obat-obatan ke minuman tuan rumah.

Setelah misinya sukses, Seolwon langsung melapor ke Mishil. Setelah itu, Mishil meminta Seolwon memberikan bungkusan berisi surat misterius yang pernah dititipkannya. Penuturan Mishil bahwa surat tersebut telah disiapkan untuk Bidam membuat Seolwon langsung terdiam, jendral itu sadar kalau sang pemegang segel kerajaan sadar akan besarnya resiko kegagalan rencana yang bakal dijalankan.

Begitu pagi tiba, dua orang prajurit utusan Sejong mengirimkan surat undangan rapat kabinet (hwabaek) yang digelar mendadak ke Yongchun dan Seohyeon. Namun karena diberi obat bius, keduanya terlambat bangun. Di saat yang sama, Yeomjong sukses menipu dan mengikat Bidam (Kim Nam-gil), yang dilakukannya atas perintah Mishil.

Berita soal rapat kabinet yang mendadak mengejutkan Putri Deokman, ia tidak sadar bahwa keadaan jauh lebih gawat dari perkiraan semula. Tanpa kehadiran Yongchun dan Seohyeon, otomatis rapat hanya dihadiri oleh orang-orang pendukung Mishil sehingga keputusan dengan suara bulat bisa tercapai.

Dengan terburu-buru, Yongchun dan Seohyeon berusaha masuk tempat rapat namun langkah mereka ditahan oleh para prajurit yang telah membuat pagar betis. Begitu mendengar berita tersebut, kubu Putri Deokman pimpinan Alcheon (Lee Seung-hyo) yang kuatir bakal terjadi pengambilan keputusan yang tidak adil mengerahkan para hwarang untuk membuka jalan supaya Yongchun dan Seohyeon.

Satu-satunya yang sadar akan strategi Mishil sebenarnya adalah Bidam, namun pria itu diikat dengan kuat oleh Yeomjong. Di saat yang sama, pasukan pimpinan Jujin bergerak ke arah Seorabol. Begitu mendengar kalau Alcheon nekat menerobos masuk balai pertemuan, Putri Deokman sangat terkejut dan langsung bergerak untuk mencegah kemungkinan terburuk.

Begitu Yushin dan Alcheon masuk dengan pedang terhunus, mereka langsung ditegur keras oleh Sejong dan Hajong. Tak berapa lama, muncul pasukan pimpinan Seolwon yang langsung berhadapan dengan para hwarang pimpinan Yushin dan Alcheon. Tidak ingin terjadi keributan, Yushin menyebut siap menerima hukuman atas kelancangannya menerobos balai pertemuan.

Baru saja keadaan tenang, tiba-tiba seorang prajurit roboh akibat panah. Keruan saja situasi memanas, masing-masing pihak menghunus pedang dan pertempuran dua kubu tidak terelakkan. Dalam keributan tersebut, Sejong luka parah akibat ditusuk Seokpum. Bisa ditebak, semua adalah bagian dari strategi Mishil.

Bertepatan dengan kabar terlukanya Sejong, pasukan pimpinan Jujin masuk ke ibukota sementara Mishil dan pasukannya melenggang masuk ke istana. Dari situ Putri Deokman dan Chunchu baru sadar, Mishil ternyata berniat untuk melakukan kudeta.(indosiar.com/mdL)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar