Selasa, 26 Januari 2010

Sinopsis The Great Queen Seon Deok episode 48

Sambil tersenyum mengejek, Putri Deokman (Lee Yo-won) menyatakan dirinya siap ditangkap sesuai titah Raja Jinpyeong (Jo Min-ki). Bahkan, sang putri menantang dengan menyebut tidak takut disidangkan dan dihadapkan dengan para saksi seputar percobaan pembunuhan terhadap Sejong (Dok Go-young).

Meski tergolong nekat, langkah Putri Deokman bukannya tanpa perhitungan. Ketika para bawahan meminta supaya sang putri dibunuh, Mishil (Go Hyeon-jeong) menolak karena sadar bahwa dengan demikian, maka kekuasaan otomatis bakal berpindah ke Chunchu (Yoo Seung-ho). Hal itu juga yang berusaha dijelaskan Yushin (Uhm Tae-wong), namun Bidam (Kim Nam-gil) malah naik pitam dan memukulnya.

Yushin hanya bisa terdiam, ia mengingat percakapan di malam sebelum Putri Deokman nekat mendatangi istana. Dengan wajah serius, Yushin mengatakan bahwa saat ini mereka hanyalah pion dalam permainan catur yang bakal dicatat dalam sejarah. Di tengah perdebatan antara Yushin dan Bidam, Chunchu hanya bisa terdiam dan sadar bahwa yang terbaik adalah mengikuti strategi Putri Deokman.

Diam-diam, kemunculan kembali Putri Deokman menjadi bahan pergunjingan para bangsawan yang mulai menaruh simpati padanya. Keinginan untuk melakukan sidang terbuka mulai merebak, yang semakin menguat setelah para pentolan hwarang menyuarakannya di depan istana. Posisi kubu Mishil makin terpojok ketika Raja Jinpyeong muncul untuk menyambut gagasan tersebut, untungnya Seolwon (Jun Noh-min) bisa bertindak cepat.

Tidak bisa menghindar lagi, Mishil akhirnya setuju dengan gagasan sidang terbuka. Untuk memastikan keadaan tetap terkendali, ia memerintahkan supaya para bangsawan hadir sementara semua pasukan berada di bawah kendali Seolwon dan Sejong. Satu-satunya yang dicemaskan Mishil adalah Jujin, jendral yang membawahi ribuan pasukan.

Pada saat yang sama, Jujin tengah dibujuk oleh Chunchu untuk mau berpihak ke kubu Putri Deokman. Jujin sempat bingung ketika dirinya mendapat tawaran posisi perdana menteri dengan imbalan menyerahkan seluruh pasukan yang dibawahinya pada Mishil, namun tiba-tiba datang panggilan bagi putranya Piltan untuk menemui para pentolan hwarang lain. Rupanya, mereka berkumpul untuk menunggu kehadiran seseorang : Yushin.

Masih bimbangnya para pentolan hwarang dan ayah mereka yang kebanyakan bangsawan berpengaruh memusingkan Yushin, satu-satunya cara untuk menyatukan dukungan adalah lewat Munno. Keruan saja Bidam langsung terdiam, karena hanya dirinya satu-satunya orang yang tahu kalau sang guru telah meninggal dunia.

Menjelang sidang terbuka, masing-masing kubu mulai menyiapkan strategi. Mishil yang siap melakukan apa saja terhadap para bangsawan yang berani menentangnya terus berkonsolidasi. Sadar kalau wanita itu sangat kuatir, Seolwon berusaha menghibur dengan mengatakan bahwa setelah sidang, maka akan tercipta sejarah baru bagi Shilla dimana Mishil tampil sebagai ratu.

Begitu hari sidang terbuka tiba, kubu Mishil benar-benar bergerak cepat. Mereka memaksa para bangsawan untuk menyerahkan komando pasukan yang dibawahi, yang menentang langsung dibunuh. Untuk memastikan legitimasi sidang, Mishil tidak cuma menampilkan para tawanan melainkan juga Raja Jinpyeong yang masih sakit yang diwakili oleh Ratu Maya (Yoon Yoo-sun).(indosiar.com/mdL)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar