Sabtu, 17 Oktober 2009

Sinopsis Full House Episode 23

Waktu ditawari untuk kembali main film, sifat arogan Young-jae muncul lagi apalagi ketika mendengar penulis naskahnya adalah Ji-eun. Ia langsung menolak tawaran tersebut, dan membuat Ji-eun tersinggung sehingga mengatakan tidak bakal memperdulikan pria itu lagi.

Untuk menenangkan keadaan karena keduanya sudah mulai saling teriak, Min-hyuk mengalihkan pembicaraan dan mengajak Young-jae berbicara diluar. Kepada pria itu, Min-hyuk menawarkan untuk mencari tempat tinggal baru dengan alasan tidak suka Young-jae terus berada didekat gadis yang disukainya. Tidak hanya itu, Min-hyuk juga mengaku telah menyampaikan lamaran pada Ji-eun.

Saat mengobrol di meja makan, ucapan Min-hyuk terus terngiang di kepala Young-jae sehingga ia kembali berkata kasar pada Ji-eun. Belakangan suaranya merendah, dan berusaha membangkitkan semangat Ji-eun dengan mengatakan bahwa hidup dengan Min-hyuk pasti membuat gadis itu bahagia.

Ketika pagi tiba, Young-jae telah pergi dan hanya meninggalkan pesan di lemari es. Kepergiannya membuat hati Ji-eun terasa kosong, ia baru sadar kalau tidak bisa hidup tanpa pria itu. Ji-eun menemui Min-hyuk dan meminta eksekutif muda tersebut untuk tidak menunggunya lagi karena hatinya hanya untuk Young-jae.

Siapa sangka, malamnya Young-jae telah kembali berada di Full House. Kepada Ji-eun, ia mengaku semula berencana melepas gadis itu kepada Min-hyuk namun hatinya tidak mampu. Young-jae juga mengutarakan seluruh isi hatinya, menunjukkan cincin, dan melamar Ji-eun.

Terkejut dengan kejadian tak terduga tersebut, Ji-eun berusaha menutupinya dengan meminta waktu seminggu (yang kemudian berubah menjadi tiga hari) untuk mempertimbangkan. Namun Young-jae tetap Young-jae, ia hanya memberi batas waktu hingga pagi hari dan sebelum pergi mengomeli Ji-eun yang tidak membersihkan rumah.

Keesokan harinya keduanya kembali bertengkar karena Young-jae tanpa sengaja menghilangkan naskah yang diketik Ji-eun semalaman. Saat dimaki, Ji-eun membalas dengan mengatakan tidak akan menerima lamaran pria itu sehingga Young-jae mati kutu. Keadaan malah berbalik, Young-jae terpaksa menuruti semua permintaan Ji-eun supaya bisa terus berdekatan dengan gadis itu.

Sambil membersihkan rumah, Young-jae berusaha meyakinkan Ji-eun untuk menerima lamarannya namun gadis itu malah mempermainkannya dan mengatakan bahwa posisi Young-jae lebih baik sebagai teman…..atau pembantu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar